Thursday, 9 January 2014

Pembentukan Masyarakat: Kabilah-kabilah Arab



Sebuah keniscayaan bagi kita untuk mempelajari sosiologi masyarakat Arab sebelum masuk ke dalam peristiwa-peristiwa bersejarah. Dan masyarakat Arab inilah yang memainkan peranan penting disejarah gemerlapan Islam, dan pengaruhnya amatlah besar. Dan masyarakat Arab pada saat itu terwakili oleh suku (kabilah), karena masyarakat ini terdiri dari beberapa kabilah. Dan memang tatanan bangsa Arab pada dasarnya dibangun diatas kabilah, bahkan dipuncak masa Islam telah diletakkan sebagian kaedah perekonomian atas dasar qabilah tersebut. Inilah, suku-suku tersebut telah berperan dalam menyulut fitnah yang terjadi, dan pada akhirnya meruntuhkan kedaulatan negara Arab yaitu bani Umayyah.

Untuk itu perlu dipelajari disini kondisi suku-suku (kabilah) sebelum masa Islam, karena menjadi kunci pembuka studi kita pada periode ini (Umayyah), dan akan kita pelajari hal ini secara khusus pada abad keenam (masehi) atau pada masa jahiliyah.

Nampak pada masa itu, bangsa Arab telah menjadikan asas masyarakatnya bercabang-cabang menjadi suku-suku (kabilah-kabilah), bahkan hal itu dijadikan oleh mereka asas nasab yang berasal dari hubungan darah daging, sehingga masyarakat Arab bisa dikatakan didasarkan oleh hubungan darah. Lebih dari itu, bangsa Arab sebelumnya telah berpegang pada mazhab yang lebih jauh yaitu meninggikan nasab mereka kepada abad-abad terdahulu, dan memata-rantaikan nasab mereka kepada nenek Ismail dan Ibrahim.

Dan tidaklah disangkal bahwa bangsa Arab itu tidak mampu memberikan silsilah nasab lama mereka secara tepat dan akurat, sebab nasab suku-suku yang mereka sebarluaskan bisa Saja telah terjadi kerancuan dan tumpang tindih, sehingga didapati beberap, suku berinduk kepada kabilah lain sebagai pelindungnya dan berloyal kepadanya, maka kemudian hilanglah jati diri nasabnya, serta melebur kepada kabilah tersebut, sedang hakekatnya tidak ada kedekatan darah antara keduanya.

Sangat penting sekali, disaat mempelajari suku-suku tadi untuk memperhatikan secara jeli sosiologi suku-suku (kabilah) tadi, apakah tergolong masyarakat maju atau terbelakang (badawi), untuk itu nampaknya perlu membagi kabilah dalam tiga bagian yaitu:

Ada beberapa suku-suku yang tergolong dalam deretan peradaban yang terkemuka pada zamannya, sehingga sampai pada taraf mendirikan kerajaan setelah sebelumnya berhasil membangun perkotaan.

Cabang lain dari suku-suku itu ada yang menempati daerah terdepan (hadhar), artinya suku itu berada di perkotaan, meskipun bukan suatu keharusan kota yang dimaksud semaju seperti kota yang lalu, tapi yang jelas warganya tidak terlihat terbelakang (badawi) dengan hidup diperkemahan.

Sedang yang suku ketiga, yaitu yang warganya masih badawi dan mereka merupakan suku yang sering berpindah-pindah, tinggal diperkemahan dan tidak mapan selamanya.

Jika kita telah mengetahui perbedaan ini, maka kita mampu untuk memperlihatkan suku-suku Arab ini dengan jelas, yaitu dengan melihat dari sisi geografi terlebih dahulu. Bangsa Arab sejak zaman dahulu telah terbagi kepada dua bagian yaitu: bagian utara yang terbentang dari daerah Hijaz sampai Syam, dan bagian selatan yaitu didaerah Yaman dan Hadramaut.

Dan pembagian geografis ini disertai dengan pembagian nasab, dimana Arab bagian Utara adalah bangsa Adnan yang bermata nasab kepada Ismail bin Ibrahim, adapun yang diselatan mencap dirinya bangsa Yaman, karena mereka nasab yang tersisa dari bangsa Aribah.

Terlebih dahulu akan dibahas seputar Arab utara, dimana terpecah menjadi dua suku yaitu Mudhir dan Rabeah. Mudhir menempati daerah Utara jaziirah Arab bagian Barat, sedang Rabeah bermukim di Utara jazirah Arab bagian Timur, hanya saja suku ini terpaksa melebarkan wilayahnya sampai kebagian Timur, dan meninggi sampai ke Timur, seperti yang akan kita lihat nanti.

Menengok kepada kabilah Mudhiriyah, sebagian mereka menempati pemukiman yang cukup maju dan berdiam diperkotaan, bisa disebut pada pembagian ini yaitu suku bani Kinanah, juga Bani Quraisy di Mekkah, dan suku Hudzail dipegunungan sekitar kota Mekkah, termasuk diantaranya bangsa Mudhir Tsaqiif yang tinggal di kota Thaif.

Suku Kinanah dan Tsaqiif bisa digolongkan suku yang berkemajuan artinya bukan suku badawi (primitif) Yaitu suku bercirikan pedagang, apalagi suku Quraisy yang tinggal di Mekkah sangat terkenal dengan perdagangannya yang amat besar. Sebagian warganya amatlah kaya seperti Abu Sufyan, Walid bin Mughirah, Utsman bin Affan, dan yang lainnya.

Dan sebagian bangsa Mudhir ada yang tergolong suku badawi. Suku bani Tamiim adalah suku pertama dalam kabilah ini, yaitu suku yang memiliki wibawa dan pengaruh kuat, dan tinggal ditengah jazerah Arab namun menempati perkampungan Badiyah yang kemakmurannya sangatlah kurang serta mengandalkan perpindahan dan peperangan.

Dan suku ini terus berkembang melebar sehingga menggeser wilayah dua suku dari ras Rabi'ah yaitu Bakr dan Taghlib, bahkan menduduki tanah mereka, sehingga mereka terpaksa mengungsi ke daerah Iraq dan menetap disana. Suku bani Tamim cukup disegani dari segi militer, sampai suatu saat namanya mengungguli bangsa Mudhir sendiri yang biasanya dikenal clengan julukan Banuqais (maksudnya bangsa Mudhir)

Suku Hawazin yang tinggal di Timur kota Thaif dan Sulaim yang bermukim di Timur kota Madinah, serta Ghatafaan yang menempati sebelah Utara Khaibar. Dan Ghatafan terdiri dari suku Abas dan Dzubiyaan, keduanya dikenal sebagai suku yang saling berperang sepanjang zaman.

Dari penyebutan suku-suku tadi, bisa kita bayangkan posisi letak bangsa Mudhir di jazerah Arab ini, yaitu telah melebar sampai utara jazerah Arab dan bagian Timurnya, serta telah mendesak keluar suku Rabi'ah ke bagian barat jazerah bahkan hampir mencapai Laut Merah.

Sedang rumpun Rabi'ah, keseluruhannya menempati di daerah Badiyah, terkecuali suku Banu Hanifah dari rumpun Rabi'ah ini menempati daerah bagian Timur jazerah Arab. Dan diantara cabang besar dari suku ini adalah rumpun Wail, dan darinya terdapat suku Bakr dan Taghlib. Dan seperti yang lalu, Bani Tamim telah mengusir kedua suku tersebut hingga sebagian mereka berhijrah ke daerah Iraq, yaitu seluruh suku Taghlib dan sebagian besar dari suku Bakr.

Sedangkan sisa dari suku Bakr lainnya menempati daerah barat laut Barat dan melebar dipelbagai daerah dari Ahsaa sampai ke Iraq dan hidup sangat sederhana (badawiyah). Dan pertikaian terus berlangsung antara Bakr dan Taghlib dalam urusan peternakan atau yang lainnya, hal ini berpulang kepada negara Persia yang sering menciptakan hazazaat antar keduanya, sehingga mereka mampu menakluki keduanya.

Sedang dari rumpun Rabi'ah ada suku Banu Hanifah menempati daerah Yamamah yang terdapat satu kota besar dan dua kota. kecil. Mereka tinggal disekeliling dua kota tersebut dan sebagian bermukim di tengahnya. Namun kebanyakan dari Rumpun Rabiah ini bergaya badawi dan hidup tidak teap serta berpindah-pindah.Dan Banu Hanifah mendirikan negara Hamdzah di Yamamah yaitu sebuah negara kecil. Tersisa dari rumpun Rabi'ah beberapa suku besar diantaranya Bani Abdul Qais yang bermukim di Bahrain dan sepanjang tepiannya, namun suku ini terus menerus hidup dalam keadaan labil dan terbelakang. Juga ada anak suku Bani Asdu yang memanjang dari arah rumpun Rabiah menuju bagian Utara dari Jazerah Arabia. Tapi bani Thayi datang ke tempat mereka dan sedikit demi sedikit mengusir keluar mereka dengan perang dan membinasakan mereka, sampai menguasai kebanyakan dari tanah mereka. Dan bani Asdu hidup dengan cara tertinggal meskipun dari sisi teknik berperang suku ini ini tidak sepiawai suku-suku badui lainnya.

Berikut, secara singkat penjelasan tentang kabilah-kabilah Adnaan dan pembagian wilayah mereka di seluruh jazerah Arab. Kabilah ini terbagi dua macam, pertama bangsa yang berbudaya biasa yaitu yang tidak mencapai tingkat bernegara atau berperadaban, Sedang kedua bangsa barbar dan badui yang mereka senang hidup tidak tetap dan berpindah-pindah, dan mereka mayoritas dari kabilah ini.

Adapun Arab disebelah selatan, pada dasarnya mereka bangsa yang beradab, dan peradaban mereka ditarik ke masa peradaban pertama mereka adalah peradaban Mu'ayyiniyyah yang ada pada alaf kedua sebelum tahun miladiyah. Kedua, peradaban Himyariyyah yang muncul pada penghujung menjelang tahun miladiyah dan peradaban sebelumnya (Mu'ayyiniyah) telah runtuh. Sehingga yang tersisa hanya dua peradaban yaitu Sabaiyyah dan Himyariyyah yang keduanya sama-sama menjadi peradaban yang maju dan menjadi dua cabang besar dari bangsa Arab. Selanjutnya Sabaiyyah dinisbahkan kepada bangsa Kahlaan dan Hamiiriyyah kepada bangsa Qahthaan. Adapun sebuah musibah besar telah menimpa bangsa Kahlan yaitu banjir besar yang telah merusak bendungan Ma'rab dan mengakibatkan hilangnya banyak kota. Dan orang-orang Kahlan tidak mampu bertahan lagi hidup di Yaman sehingga mereka mengungsi keluar darinya. Para ahli sejarah tidak mengetahui secara pasti kapan runtuhnya bendungan Ma'rab tersebut, tapi penukilan terdekat menyatakan peristiwa itu terjadi pada permulaan tahun masehi. Namun demikian bahwa rusaknya bendungan Ma'rab ini bukan satu-satunya sebab bereksodusnya bangsa Kahlan dari Yaman, karena faktor perniagaan mereka terancam mati akibat pengaruh bangsa Byzantium dan Yunani yang mampu mencapai sebagian daerah yang biasa dimanfaatkan bangsa Kahlan sehingga semakin susutlah profesi dan modal harta mereka, sampai datang badai banjir kemudian mereka berhijrah.

Untuk itu akan dikenang beberapa suku Kahlan dan kisah pengungsiannya:

Diantara suku-suku Kahlan adalah kabilah besar Azdu dan Ghassasinah yang bermukim di selatan Syam dan mereka mendirikan kerajaan yaitu kerajaan Bani Jafnah. Juga ada suku Aus dan Khazraj, keduanya berhijrah ke utara Mekkah dan berdiam di Madinah serta menjadi bangsa yang beradab. Tapi keduanya terus menerus berselisih yang menghalangi keduanya membentuk tatanan baru untuk membentuk sebuah peradaban seperti peradaban Ghassaasanah, bahkan terjadi peristiwa antara keduanya dan suku Mudhirrin karena keduanya memasuki wilayah tanah Mudhir.

Termasuk bangsa Kahlan adalah suku Lakham yang bergerak keatas ke arah Utara sampai ke sebelah barat Irak dan mendirikan sebuah kerajaan besar yaitu kerajaan Hiirah. Dan kerajaan Hiirah berhadapan didepan kerajaan Ghassaan dan keduanya saling berseteru yang digerakan oleh pihak-pihak asing. Dimana satu sisi bangsa parsi mendorong kerajaan Hiirah dan disisi lain bangsa Romawi menggerakkan bangsa Ghassaan.

Kembali kepada suku Azud, dapat dilihat bahwa mereka menciptakan suatu tatanan sosial di negeri Omman yaitu pemerintahan Julandi diakhir masa jahiliyah. Akan tetapi tatanan ini tidak tampak cukup berbudaya sebagaimana mestinya. Cabang dari suku Azud ini pada gilirannya akan berperan penting dalam sejarah Islam seperti yang akan kita saksikan , walau penilaian beberapa kabilah terhadapnya tidaklah cukup baik.

Tergolong bangsa Kahlan juga adalah suku Kindah. Mereka ingin menjadi dinasti yang disegani, sehingga mereka berpindah ke Utara Jazerah Arab dan mencoba menguasai daerah Najed serta merangkul suku-suku yang masih terbelakang dan upaya ini hampir tercapai kalau saja Islam tidak muncul kemudian dan akan mengancam kerajaan mereka. Singkat kata mereka sempat menguasai kabilah Mudhiriyyah tanpa suku Kinanah dan Tsaqiif.

Dan termasuk bangsa Kahlan adalah suku Thayyi' , yaitu suku yang bisa dinilai mengusir bani Asad dari tempat asalnya disebelah utara Jazeerah Arab, dan mereka berdiam menduduki-nya serta hidup dengan gaya badui dan tidaklah menetap, sehingga yang tersisa sampai hari ini dari kabilah ini adalah suku Syamar. Sedangkan bangsa Qahthan mayoritas menetap di negeri Yaman, dan terkikis habis negeri mereka akibat dampak asing yang datang dari Habasyah, diantaranya banu Harits, Madzhaj, dan Hamdaan. Ada satu suku berhijrah ke negeri Syaam yaitu suku Bani Kalb dan suku ini akan berperan penting pada masa berikutnya. Sedang suku yang lain berhijrah ke utara laut merah, yaitu suku Udzrah, dan mereka diperkirakan bermukim ditengah kaum Mudhirrin.

Maka dari sini bahwa kabilah-kabilah Kahlani dan Qahthaani terdiri dari bangsa badawi (berpindah-pindah) dan bangsa yang menetap. Disini nampaknya perlu diperhatikan saat pembahasan pembagian ini antara badawi (pindah-pindah) dan hadhr (tetap).

No comments :

Post a Comment