Sunday, 29 December 2013

Pengantar Sejarah Dinasti Umawiyah

Sejarah hendaknya merekam berbagai peristiwa dengan benar lagi mendalam, dan menafsirkannya dengan tafsiran yang dapat terus berlaku. Maka hendaknya ia menyebutkan aspek-aspek yang dihadapinya dan memberikan sifat dan menegaskan tabiatnya.

Peristiwa sejarah biasa terjadi di sebuah lingkup geografis dan zaman yang memiliki ciri-cirinya tersendiri, juga dalam syarat-syarat material-ekonomi dengan karakternya yang khusus, dan ditengah berbagai pemikiran, sistem, ideologi dan aliran dengan bermacam-macam bentuk dan pertentangannya. Serta diantara kelompok-kelompok manusia yang masing-masing memiliki kecenderungan, kejiwaan, karakter dan moral akhlaknya. Terlibat dalam peristiwa itu juga banyak sosok-sosok yang memainkan peranan didalamnya sesuai dengan keinginan, tabiat, dan kejiwaan mereka. Jadi sebuah peristiwa sejarah terdiri dari kumpulan aspek-aspek yang saling berintervensi tersebut.

Untuk itu, sejarah seyogyanya menjelaskan kepada kita bagaimana peristiwa itu terbentuk dari kumpulan aspek-aspek tadi. Dan memastikan dampak dari aspek-aspek tersebut dalam peristiwa sejarah. Maka tidak diragukan lagi bahwa misinya disini amatlah sulit. Amatlah mudah bagi sejarah jika hanya merekam sebuah peristiwa seperti yang terjadi, adapun memberi dukungan rekaman sejarah dengan menyebutkan aspek hingga sebuah peristiwa itu terjadi, maka hal itu merupakan beban berat yang menggelayutinya dari bawah, tetapi tetap wajib untuk dipikulnya walau dirasakan berat.

Dan pada permulaan pembahasan akan ditegaskan di sini aspek-aspek tersebut, memberi perhatian dan menjadikannya sorotan mata. Beberapa aspek yang berhadapan dengan peristiwa-peristiwa sejarah secara khusus sebagai berikut:

  • Pertama, Aspek kelompok-kelompok manusia dalam kecenderungan dan tabiat warganya, kegiatan aktif atau kepasifannya, keharmonisan atau keretakkannya.
  • Kedua, Aspek individu-tokoh yang andil bagian dalam peristiwa-peristiwa sejarah sesuai dengan keinginan, tabiat, dan kemaslahatan mereka.
  • Ketiga, Aspek materil ekonomi.
  • Keempat, Aspek pemikiran-pemikiran, ideologi-ideologi, aliran-aliran, sistem-sistem yang menyelimuti golongan-golongan yang ada.
  • Kelima, Aspek waktu (zaman). 
  • Keenam, Aspek geografi.

Setiap aspek dari aspek-aspek ini memiliki pengaruh dalam peristiwa-peristiwa sejarah, dan terkadang sering berbenturan. Atau sulit untuk membedakan satu sama lainnya secara tegas. Tetapi dengan mengetahui pengaruhnya semakin jelas peristiwa¬peristiwa sejarah tersebut, dan tampak sebab-sebab dan hasilnya.

Akan kita coba dalam pembahasan ini untuk menyingkap pengaruh aspek-aspek ini, dan mengeluarkannya dari perut samudera peristiwa, sehingga apabila kita mampu untuk m emunculkannya maka paparan sejarah akan tampak lebih jelas dan  mendalam, bahkan seakan-akan kita dapat memahami darinya sesuatu yang sebenarnya sulit untuk dimengerti serta bisa merapikan jalannya kejadian-kejadian yang sebelumnya sulit untuk dirapikan.

Sehingga tidak disangkal lagi bahwa penjelasan pengaruh dari setiap aspek-aspek tersebut menegaskan tanggung jawab sejarah, serta mengedepankan nilai kejadian-kejadian sejarah, serta semakin memperteguh penilaian kita terhadap para pelaku didalamnya, dan memudahkan kita untuk meniti menuju kebenaran didalamnya.

Banyak orang mencoba untuk merancang sejarah kita dengan jejalan pertikaian, peperangan, saling menjatuhkan, dan kekacauan. Dan bukan di sini tempat untuk menanggapi mereka. Disini, kita akan mengurai teori yang benar menuju pemaparan sejarah yaitu melalui sejumlah aspek-aspeknya yang bisa menyuguhkan keterangan yang jelas, bahwa sebenarnya gambaran-gambaran tadi sebenarnya tidaklah berdasar. Dan pada hakekatnya di sana terdapat langkah keoptimisan dalam masyarakat Islam dan Arab, dan langkah tersebut haruslah ada jalannya dalam masyarakat tersebut, karena keoptimisan merupakan salah satu Sunnatullah yang tidak berubah. Yaitu keoptimisan yang terjadi di setiap bangsa, bahkan juga di bangsa bangsa lain yang mungkin lebih sering melakukan kekerasan dari apa yang pernah dihadapi kaum muslimin. Dan sejarah bangsa bangsa yang lain bercampur aduk dengan peperangan, pertikaian dan kelcacauan yang lebih parah dari sejarah bangsa Arab, seperti sejarah bangsa Perancis dan Jerman sejak pecahnya revolusi Perancis. (Perancis dan Jerman termasuk bangsa besar yang berperan dalam membentuk sejarah dunia). Sejarah keduanya penuh sesak dengan pertempuran seperti: perang revolusi Perancis, perang Napoleon, perang 1870, perang 1914, perang 1939, itu semua terjadi pada kurun waktu mendekati satu abad setengah. Dan para korban yang jatuh pada peperangan tersebut melampaui lipatan kali jumlah korban peperangan dalam sejarah kita seluruhnya.

Apapun jadinya, apabila diketahui sebab-musabab peperangan tersebut maka keheranan akan sirna. Dan yang penting dalam sejarah bangsa-bangsa bahwa peperangan tidak boleh menjadi penghalang bagi rakyat untuk maju, berpera¬daban, dan membangun.

Sedang sejarah kita, peperangan tidak pernah menghalangi itu semua (seperti yang akan dilihat oleh para pembaca), meskipun apa yang akan dipaparkan dalam postingan ini sebenarnya adalah sejarah politik, dan didalamnya peran pembangunan dan peradaban jauh lebih sedikit dibandingkan dalam sejarah peradaban, pemikiran, sistem politik dan sebagainya yang mengikutinya baik ilmu fiqh, hukum, ilmu pengetahuan dan industri (teknologi).

Tujuan saya dalam menulis sejarah ini bukan untuk memperbaiki, memberi daya tarik dan memperindahnya, sehingga tidak lagi berupa sejarah melainkan berubah menjadi sanjungan dan pujian semata. Maksud saya adalah menjelaskan kebenaran-kebenaran dari sejarah itu secara shahih, dan menafsirkannya dengan aspek-aspeknya baik lahir maupun batin, dan saya akan coba menampilkan macam-macam aliran yang berperan di situ, dimana pembaca pada masa kini bisa melihat dengan jelas periode-periode sejarah kita dengan segala aliran yang ada dan aspek-aspek yang tersembunyi ataupun lahiriah serta kejadian-kejadian yang sebenarnya.

Dan bukan tujuan saya di sini, untuk merinci sejarah tersebut, melainkan saya sengaja untuk tidak memasukinya, dengan harapan yang tampak justru kebenaran yang asli, atau menyuguhkan persaksian. Rincian peristiwa dalam sejarah kita sudah cukup banyak, juga buku-buku klasik penuh dengannya, bahkan buku-buku terkini ikut menampilkannya tapi belum dapat mencapai maksudnya. Orang yang menelaah sejarah bukan keinginannya untuk mengetahui secara terperinci, melainkan besar hasratnya untuk menggapai hakekat asli serta alur-alur besarnya. Ibaratnya seperti orang yang mendatangi kota besar, dia tidak akan mengenal kota itu dengan mengunjungi banyak jalan kecilnya, justru akan mengenalnya dengan mengetahui gedung-gedung instalasi besar, jalan-jalan terkenal, museum, dan obyek-obyek penting.

Sedang rincian dalam sejarah, akan dicari oleh para ahli sejarah untuk membuktikan teorinya atau untuk lebih memahami kejadian, dan meletakkannya pada tempatnya yang benar. Adapun pada postingan ini bukan diperuntukkan para pakar sejarah, melainkan untuk sejarah itu sendiri dan bagi yang ingin menelaahnya.

Dan saya akan menyelisihi kaedah saya dalam penulisan ini --yaitu tidak merinci pada satu peristiwa fitnah--kecuali satu peristiwa, yaitu pada kejadian fitnah yang terjadi di masa Utsman. Di peristiwa ini saya ingin mencapai kepada teori baru, maka dari itu saya harus memperluas dan masuk wilayah pemaparan secara rinci agar bisa membantu persaksian. Sehingga teori itu tampak jelas dan didasari atas persaksian yang akurat dan dokumentasi yang lengkap.

Dan jalan yang saya tempuh dalam memaparkan peristiwa-peristiwa agaknya akan nampak detail, namun singkat dalam menunjukkan kepada suatu sumber. Pada pembahasan fitnah khususnya saya sengaja menyebutkan sumber-sumber yang akurat dengan segala rincian halaman dan jilidnya. Sedang saat mempersingkat kejadian-kejadian bersejarah tidaklah diperlukan penunjukan sumber atau halamannya. Apalagi kabu peristiwa itu cukup terkenal, sedangkan pada peristiwa yang tidak dikenal atau memerlukan penyertaan teks-teks baru lainnya, maka saya akan menyebut sumber peristiwa itu disertai dengan teksnya.

Singkatnya, selain peristiwa fitnah tersebut, tidak ada hal baru dalam pembahasan ini jika menampilkan dokumen-dokumen tidak dikenal atau kejadian-kejadian yang tidak diketahui sebelumnya. Melainkan yang baru adalah memahami dokumen-dokumen dan peristiwa yang terkenal dengan pemahaman yang sebenarnya, serta penjelasan aspek-aspek utamanya dengan mengaitkan antara sebab musabab dan mengetahui harapan yang terjadi diantara aspek-aspek tersebut dan apa yang dapat diperoleh dari harapan tersebut.

Semoga Allah membuka jalan bagi kita untuk mengetahui kebenaran dan menjelaskannya dengan sebenar-benarnya penjelasan.[]

Dari Buku: Dinasti Umawiyah, Dr Yusuf Al-Isy

No comments :

Post a Comment